Wednesday, October 31, 2012

Bulletin Metropolis: Curhat Lewat Komik

bulletin metropolis-anak lapas curhat lewat komik


Suka dan duka yang dirasakan tahanan anak di bawah umur di Lembaga Pemasyarakatan Anak Pakjo Klas I Palembang akan dituangkan dalam komik.
Adalah Abdul Rahman Soleh, koordinator Program Rumah Tanpa Jendela, sekaligus fasilitator Komik Curhat yang menggagas rencana ini.
“Di Sumatera, Palembang adalah kota pertama. Ini soft launchingnya. Komiknya sudah jadi. Kita beri nama Komik Curhat,” ujar Soleh, dibincangi saat pembukaan workshop Komik Curhat di Lapas Anak Pakjo, Rabu (31/10).
Sebelumnya Komik Curhat dibuat di Blitar, Tangerang, Sidoarjo, dan Jombang. Di Palembang, Pembuatan komik ini bekerja sama dengan Yayasan Bunda Eva.
Sesuai namanya, komik curhat memuat ungkapan hati tahanan anak. “Mereka bisa mengekspresikan perasaan selama berada di balik jeruji besi,” ujar Soleh.
Tentu tak semua anak boleh bertutur, hanya dipilih 30 anak. Mereka pun kelak dipandu saat ingin bercerita.
“Tapi anak-anak itu sendiri yang akan merumuskan apa yang ingin mereka ceritakan. Komiknya setebal 60 halaman,” Soleh menerangkan.
Mengapa dipilih cerita soal kehidupan anak di lembaga permasyarakatan? Kata Soleh, selama ini jarang ada yang mengurus anak lapas. Soleh pun tanpa segan mengatakan dirinya cukup dekat dengan Kepala Lapas Anak Pakjo.
“Kepala Lapas sendiri berkeinginan curhat tahanan anak itu diangkat dalam komik,” ujar Soleh.
Ia menambahkan, hasil karya tahanan anak di Lapas Pakjo lumayan bagus. “Di luar perkiraan. Ceritanya bagus dan menarik.”
Sebelumnya, Soleh mengatakan pihaknya telah menuangkan cerita soal derita anak korban semburan lumpur Lapindo.
“Nanti cerita Sampang juga kita angkat,” ujar Soleh, merujuk pada pertikaian bernuansa agama di Sampang, beberapa waktu lalu.
Kepala Lapas Anak Pakjo Palembang, Puji Harinto, mengatakan, pembuatan komik ini salah satu upaya memberikan ruang berekspresi bagi tahanan anak.
“Mereka bisa menuangkan emosinya lewat komik. Kerinduan kepada keluarga, orang-orang yang disayangi. Pembuatan komik ini juga untuk memberi pelajaran kepada anak seusia mereka agar tidak terjerumus, misalnya terlibat narkoba,” kata Harinto.
Eva Santana, Ketua Yayasan Bunda Eva, menyambut positif pembuatan komik curhat tahanan anak di Lapas Pakjo.
“Ini bisa jadi sarana menyalurkan potensi mereka untuk berkreasi,” ujar Eva, yang dalam kesempatan workshop itu melihat komik hasil kreasi tahanan anak Pakjo.(wahyu)

No comments: